Selasa, 14 Desember 2010














NAMA gunung Merapi sudah cukup populer di telinga masyarakat Indonesia. Sesuatu yang berkaitan keberadaan gunung Merapi kerap dikaitkan dengan hal-hal berbau misteri, di antaranya keberadaan makhluk-makhluk gaib penguasa dan penghuni gunung Merapi. Hal ini tidaklah berlebihan, karena hasil investigasi membuktikan bahwa masyarakat setempat yakin kalau penghuni dan penguasa gunung Merapi memang ada.
Mereka memanggilnya dengan sebutan Eyang Merapi. "Bapak lihat bukit kecil di atas itu? Itu namanya gunung Wutah, gapuranya atau pintu gerbangnya kraton Eyang Merapi". Sebaris kalimat dengan nada bangga itu meluncur begitu saja dari Bangat, seorang penduduk asli Kinahrejo Cangkrinagan Sleman, sesaat setelah kami menapaki sebuah ara tandus berbatu tanpa hiasan pepohonan sebatang pun.
Masyarakat setempat meyakini, kawasan wingit yang diapit oleh dua buah gundukan kecil itu memang dikenal sebagai pelatarannya keraton Eyang Merapi. Untuk naik ke sana, diingatkan agar uluk salam, atau sekadar minta permisi begitu di atasnya. "Kulo nuwun Eyang, kulo ingkang sowan, sumangga silakna rikma niro," imbuh istri Bangat, Suharjiyah, sembari menuntun kami untuk menirukan lafal tersebut.
Tenyu saja, imbauan sepasang suami istri yang tubuhnya kian keriput dimakan usia itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, sang penguasa kraton Merapi sangat tersinggung bila ada pendatang baru yang neko-neko (berbuat macam-macam), pethakilan (bertingkah tidak senonoh) tanpa memberi uluk salam (permisi). Hal-hal tersebut jika dilanggar akibatnya akan sangat fatal. "Mereka yang sama sekali tidak mengubris pakem kultur tersebut jelas akibatnya akan fatal, biasanya akan tersesat hingga kecebur jurang," tegas Bangat.
Satu hal yang perlu diingat, setiap pendatang baru di kawasan Kinahrejo niscaya bakal celaka bila sampai menyakiti hati penduduk setempat. "Nantinya bisa-bisa kuwalat jadinya," imbuh Bangat. Sekejam itukah? "Sebenarnya sih enggak. Cuma memang, Eyang Merapi itu nggak suka kalau kampung sini (Kinahrejo, Red) jadi sasaran perbuatan yang nggak terpuji. Masalahnya, warga sini sebetulnyakan masih termasuk rakyatnya kraton Eyang Merapi. Nggak percaya? Coba saja Bapak perhatikan dan tanyakan kepada warga sini, apa pernah wilayah ini terkena semburan lahar panas Merapi? Pasti jawab mereka tidak," terang Bangat.
Ditambahkan, beberapa warga setempat menggambarkan sosok penguasa kraton Merapi dengan makhluk yang menyeramkan, namun berhati mulia dan tidak bermaksud jahat, "Dia adalah pengayom masyarakat setempat," tandas Suharjiyah. Besarnya rasa percaya masyarakat setempat terhadap keberadaan Eyang Merapi membuat mereka yakin bahwa akan hal-hal yang mistis yang terjadi menimpa masyarakat. Misalnya, pintu gerbang kramat, penduduk yang tinggal di lereng gunung Merapi itu percaya bahwa pintu gerbang tersebut penangkal dari segala marabahaya.
Pintu gerbang yang berdiri selama 9 abad itu nyaris pernah tersentuh bencana gunung Merapi. Padahal secara teknis daerah tersebut termasuk daftar daerah bahaya. Hal itu juga tak lepas dari keberadaan dua buah bukit (Wutah dan Kendit) yang berfungsi sebagai benteng desa-desa sekitar Kinahrejo. "Bukit Kendit maupun bukit Wutah itu kan masih masuk dalam wilayah kekuasan Eyang Merapi. Itukan pasebannya (tempat untuk menghadap raja) kraton Eyang Merapi. Jadi nggak mungkin Eyang akan tega membinasakan orang yang memang sudah lama mendiami tempat sekitar itu," Bangat menjelaskan lebih jauh.
Memang, dibandingkan penduduk desa lainnya, nasib penghuni desa Kinahrejo dan sekitarnya termasuk yang beruntung. Selain merupakan desa yang nyaris selalu luput dari ancaman bahaya lahar panas Merapi, desa yang konon termasuk desa kesayangan Eyang Merapi itu juga menjadi sebuah reresentasi dari sebuah suasana kehidupan yang serba nyaman dan tentram.
Tak aneh kalau dikemudian hari kerap muncul sindirin dikalangan penduduk setempat kepada warga diwilayah barat daya gunung Merapi yang kerap jadi langganan bencana lahar. "Kalau ingin hidup tenang tentram, pindahlah kemari. Eyang Merapi kan selalu melindungi kami," ujar Wardiyah, salah seorang warga yang mengaku penduduk asli desa Kinahrejo.
Ucapan Wardiyah tersebut memang ada benarnya. Penduduk desa Kinahrejo seolah telah mendapat garansi dari Eyang Merapi. Pendek kata, selagi mereka patuh terhadap segala peraturan yang ada misalnya selalu mempersembahkan bulu bekti berupa persembahan sesajian serta selalu melakukan ritual labuhan setiap tahunnya, mereka yakin dan optimis bahwa mereka akan senantiasa terhindar dari ancaman letusan Merapi.
Sumber : pos metro balikpapan

Rabu, 24 November 2010

CINTA

Cinta itu bahagia untuk menyakitkan,
Saat mencintai kita bahagia
Saat cemburu kita terluka,
CINTA TAK HARUS MEMILIKI

Semua orang ingin dimiliki
Bahkan terkadang merasa harus memiliki
Dengan melihat orang yang kita cintai bahagia,
kita juga ikut bahagia

Kita hanya pura-pura bahagia disaat hati kita sakit
untuk mengajarkan kita untuk menjadi orang yang MUNAFIK,
lebih bahagia dicintai dari pada mencintai,

Saat dicintai kita hanya merasa bangga
namun saat mencintai kita dapat merasakan arti bahagia yang sesungguhnya
ITULAH ARTI CINTA

Minggu, 21 November 2010

KEBUDAYAAN

Situs www.budaya-indonesia.org diperuntukkan bagi dan menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia sebagai media untuk menggali, mengapresiasi, dan menjaga ketahanan kebudayaan tradisional Indonesia secara tidak tradisional (preserving traditional culture untraditionally).
Situs ini diharapkan mampu untuk:
  • mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan perangkat-perangkatnya untuk melakukan pendaftaran dan basis data bersama seluruh elemen kebudayaan nasional dengan pelibatan semua pihak se-nusantara.
  • membiasakan generasi muda menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi untuk keperluan yang terkait dengan pelestarian dan apresiasi kebudayaan nasional Indonesia.
  • mendorong daya kreasi pengembangan sains dan teknologi yang ber-inspirasi dari kekayaan yang bersumber pada berbagai aspek kebudayaan tradisional Indonesia yang sangat bhinneka bagi kemajuan peradaban dunia.

Beberapa hal terkait data dan kajian budaya, IACI menjalin kerjasama dengan Yayasan TIKAR dalam mewujudkan ENSIKLOPEDI BUDAYA NUSANTARA, yang secara sinambung terkait dengan pengumpulan data partisipatif yang dilakukan melalui situs ini dan kajian dari mereka yang ahli di bidangnya. Sementara melalui kegiatan IACI diharapkan beberapa hal dapat dicapai, antara lain:
  • meningkatkan partisipasi dan apresiasi masyarakat umum, khususnya kaum muda Indonesia terhadap kekayaan kebudayaan nasional yang bersumber pada tradisi kultural daerah.
  • memikirkan perlindungan hukum internasional atas kekayaan kebudayaan nusantara raya.
  • mendorong visi kemasyarakatan dalam wadah persatuan dan kesatuan bangsa yang utuh dalam kesadaran akan diversitas budaya yang tinggi di Indonesia.
  • mengupayakan kebangkitan bangsa akan kebajikan dan kebijaksanaan yang bersumber pada budaya dan tradisi bangsa Indonesia dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang berlandaskan pada kreativitas dan inovasi.

Pengembangan Kebudayaan Indonesia

Partisipasi anda sangat diharapkan dalam melengkapi situs ini sedemikian sehingga elemen kultural yang termuat di dalamnya benar-benar mampu melingkupi refleksi akan budaya tradisional kepulauan Indonesia seutuh-utuhnya. Jenis-jenis elemen budaya yang ingin kita inventarisasi pada situs ini ada pada bagian paling bawah dari halaman ini. Dari beberapa data tersebut, di antaranya kita sertakan dalam konstruksi Pohon Filomemetika yang menggambarkan kekayaan bahan inovasi dari keragaman budaya nusantara. Namun anda tentu masih boleh mengusulkan melalui pranala (link) "pembicaraan" pada bagian paling atas dari halaman ini. Untuk memasukkan data, anda diharapkan mengikuti tata cara di halaman Instruksi Tambah Data. Terkait dengan kebutuhan untuk penguatan jaringan unit-unit kebudayaan dan keberlangsungan silaturahmi-silaturahmi budaya, kami telah menyediakan saluran untuk hal tersebut melalui mekanisme perekrutan anggota yang kami namakan Sahabat Budaya. Jadilah bagian dalam upaya penghimpunan, pengembangan, dan perlindungan Kebudayaan Indonesia dengan mendaftarkan diri sebagai Sahabat Budaya.
Mari bersama-sama kita gunakan perangkat-perangkat teknologi yang ada pada kita untuk melengkapi data yang merefleksikan BUDAYA INDONESIA. Mari bangkit, Indonesia!

ELEMEN BUDAYA TRADISIONAL INDONESIA